Pedagang di Palangka Raya belum terapkan HET minyak goreng

Palangka Raya ExposKalteng.com Pedagang di pasar tradisional di Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah belum menerapkan harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng yang ditetapkan pemerintah.
“Kita masih menjual minyak goreng di atas Rp14.000 per liter. Kita menghabiskan stok yang waktu kita beli harganya masih tinggi. Jika sesuai HET saya rugi,” kata Yuliani, pedagang di Palangka, Kamis.
Dia pun berharap pemerintah atau pihak terkait lainnya dapat memberlakukan penukaran atau subsidi sehingga harga jual minyak goreng dapat disesuaikan dengan HET.
“Jika ada penggantian selisih harga modal, saya sangat bersedia menjual minyak goreng dengan harga yang telah ditentukan dan disesuaikan pemerintah,” kata wanita dua anak ini.
Pedagang lain, Nurmahmudah yang menjual minyak goreng secara eceran mengaku juga belum dapat menjual sesuai batas atas tertinggi yang ditetapkan pemerintah.
“Jika saya jual seliter Rp14.000 saya akan rugi banyak. Modalnya saja di atas itu. Mungkin jika stok ini habis dan ada yang baru maka harga akan kembali kita sesuaikan. Intinya jangan sampai pedagang kecil seperti saya rugi,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian, Koperasi, UKM dan Perdagangan Kota Palangka Raya Rawang mengatakan, pihaknya masih melakukan pengkajian terkait bagaimana teknis penerapan HET minyak goreng di pasaran.
Kajian itu masih perlu dilakukan mendalam karena yang diatur dalam ketentuan hanya terkait minyak goreng dalam kemasan. Sementara minyak goreng di pasaran memiliki jenis dan kualitasnya yang bervariasi.
Dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 6 Tahun 2022 tentang penetapan HET minyak goreng, pemerintah pusat hanya mengatur ketentuan harga minyak goreng sesuai kemasan, dan tidak ada ketentuan untuk kualitas. Sehingga, masih ada produsen minyak yang enggan menerapkan standar harga sesuai HET.
Pemerintah menetapkan harga minyak goreng curah Rp 11.500 per liter, minyak goreng kemasan sederhana Rp 13.500 per liter dan minyak goreng kemasan premium Rp 14.000 per liter.
Rawang menerangkan, berdasarkan pemantauan pihaknya di sejumlah pasar tradisional dan modern di kota setempat, ketersediaan stok minyak goreng masih tergolong aman.
“Kami tetap memonitor, pengawasan, dan pengendalian terhadap ketersediaan stok, harga, dan distribusi minyak goreng di pasaran,” demikian Rawang.
(ant/red)