Penanganan kasus pengeroyokan pelajar SMP di Sampit dahulukan mediasi

Sampit ExposKalteng.com Kasus pengeroyokan terhadap seorang pelajar salah satu Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) di Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur menjadi perhatian kepolisian, namun semua pihak sepakat mendahulukan langkah mediasi.

“Kejadiannya di lingkungan sekolah dan mereka ini baik korban maupun terduga pelaku masih kecil-kecil (di bawah umur). Makanya kita serahkan ke pihak sekolah dulu untuk penanganannya hingga maksimal,” kata Kapolres AKBP Abdoel Harris Jakin di Sampit, Jumat.

Pengeroyokan terhadap seorang pelajar Kelas VII terjadi di sebuah SMP Negeri di Sampit pada Kamis (16/12) saat jam pelajaran. Korban diduga dikeroyok oleh terduga empat pelaku yang merupakan kakak kelas korban.

Kabar beredar menyebutkan bahwa pemicunya karena korban menolak permintaan sejumlah uang oleh terduga pelaku. Namun pihak sekolah membantah itu dan menyebut pemicunya adalah salah paham.

Akibat pengeroyokan yang terjadi di ruang kelas korban, korban pingsan. Setelah dilarikan ke puskesmas, kemudian dirujuk ke RSUD dr Murjani Sampit, korban kini sudah diperbolehkan pulang.

Jakin mengatakan, penyelesaian kasus itu mendahulukan mediasi karena korban dan terduga pelaku merupakan anak di bawah umur. Selain itu, peristiwa tersebut terjadi di lingkungan sekolah sehingga pihaknya memberi kesempatan kepada pihak sekolah untuk memediasi.

Polres Kotawaringin Timur melalui Polsek Ketapang akan mengawal proses mediasi masalah tersebut. Jika tidak ada titik temu dan terpaksa melalui jalur hukum maka kasus itu akan ditangani sesuai aturan.

Jakin juga mengimbau seluruh sekolah dan masyarakat untuk mencegah sedini mungkin kasus perundungan atau bullying. Pengawasan harus ditingkatkan dan perlu edukasi agar anak berani menceritakan yang dialaminya.

“Kami berharap kejadian seperti ini tidak sampai terulang. Pencegahan bisa dimulai dari orangtua masing-masing untuk membina anaknya. Pengawasan oleh guru di sekolah juga perlu ditingkatkan,” demikian Jakin.

Kapolsek Ketapang AKP Samsul Bahri mengatakan sudah melakukan konfirmasi ke pihak sekolah terkait peristiwa ini. Rapat mediasi rencananya akan dilaksanakan pada Senin (20/12) nanti dengan melibatkan pihak sekolah, Komite Sekolah dan pihak lainnya.

Sementara itu Suyatmi yang merupakan kepala sekolah setempat mengatakan, pengeroyokan tersebut bukan dipicu pemalakan, tetapi karena kesalahpahaman antara korban dan para terduga pelaku.

“Mereka saling tatap mata, namun oleh para terduga pelaku, tatapan itu dianggap sebagai sebuah tantangan sehingga terjadilah pengeroyokan tersebut. Dia berharap kejadian ini bisa diselesaikan dengan baik. Bagi para terduga pelaku, akan diberi sanksi sesuai aturan,” demikian Suyatmi.
(antara)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button