Peran Dinkes Hanya 30 Persen Untuk Perbaikan Gizi

Sampit ExposKalteng.com Angka stunting yang masih cukup tinggi di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) tentu menjadi perhatian dalam hal penanganannya, termasuk segala upaya dalam perbaikan gizi bagi masyarakat Kotim. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kotim Umar Kaderi, mengatakan, hal ini bukan hanya tanggung jawab Dinas Kesehatan semata, namun juga dari berbagai pihak lainnya.

“Intervensi spesifik harus dilakukan untuk pemberian makanan bergizi, yaitu berbagai lini sektor dalam penanganan stunting, hanya 30 persen peran Dinkes sedangkan 70 persen di luar Dinkes,” kata Umar, Minggu 20 Februari 2022. Jadi lanjutnya, berbagai macam OPD bisa terlibat di dalamnya, bisa Dinas Pendidikan maupun dinas lainnya.

“Oleh karena itu kami menyambut baik selama ini kerjasama yang sudah terjalin dengan baik antar Organisasi Perangkat Daerah, hingga pemerintah desa dan juga kecamatan dalam mengupayakan perbaikan gizi anak, khususnya juga pihak puskesmas,” tegasnya.

Menurutnya, pihaknya di Dinkes hanya bisa mengarahkan apa yang harus dilakukan sementara sisanya tergantung kesadaran masyarakat sendiri yang dibantu oleh pemerintah desa serta kecamatan untuk mengingatkan melalui berbagai upaya seperti penyuluhan atau sosialisasi.

“Kadang juga puskesmas memberikan bantuan makanan bergizi yang juga bisa bekerjasama dengan perusahaan yang ada di sekitar lokasi kasus stunting,” ungkapnya. Dirinya mengapresiasi sejumlah pihak termasuk pihak swasta yang turut peduli akan penanganan stunting di Kotim.

Dia juga mencontohkan kasus stunting di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan ada sekitar 1.077 balita yang datanya sudah dientry ke dalam aplikasi ePPGBM hingga 2021. Dimana jumlah tersebut merupakan gabungan jumlah balita dari 10 desa yang ada di daerah itu.

10 desa yang dimaksud yakni Sebamban 55 balita, Samuda Besar 22 balita, Samuda Kecil 46 balita, Samuda Kota 121 balita, Basirih Hilir 80 balita, Jaya Kelapa 140 balita, Basirih Hulu 177 balita, Jaya Karet 227 balita, Sei Ijum Raya 88 balita dan Handil Sohor 121 balita.

“Dari total balita tersebut, yang sangat pendek ada 39 balita, yang pendek ada 108 balita. Sehingga yang mengalami stunting atau sangat pendek dan pendek sebanyak 147 balita atau sekitar 14 persen dari total balita yang dientry dalam aplikasi,” tegasnya.

Namun menurutnya, tidak hanya yang mengalami stunting saja yang ditemukan di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan namun ada juga balita yang mengalami obesitas yakni ada 10 balita. “Dari data berat badan berdasarkan tinggi badan yang mengalami gizi buruk 6 balita, gizi kurang 60 balita, normal 938 balita, resiko gizi lebih 48 balita, gizi lebih 16 balita dan obesitas 10 balita,” sebutnya.
(MK,/red,)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button